Sekitar 2-7,5% bayi menderita alergi susu sapi. Tak
hanya itu, sebuah fakta menuliskan bahwa alergi susu sapi paling banyak
terjadi di usia balita. Padahal, diantara sekian banyak makanan, susu merupakan salah satu sumber gizi yang esensial, terutama bagi balita.
Alergi susu ditandai dengan diare
atau kemerahan pada pipi setelah mengkonsumsi susu sapi. Penyebabnya
adalah 2 komponen paling penting yang terdapat pada susu sapi, yakni whey dan casein, keduanya dapat bersifat alergen.
Salah satu protein yang ada dalam whey yaitu ß-laktoglobulin yang cukup menimbulkan gejala alergi.
Cara mengatasi Alergi Susu Sapi:
- Jangan ragu memberikan anak ASI. Nutrisi alami yang terkandung dalam ASI sangat penting bagi sistem imun bayi, juga tidak akan menimbulkan alergi pada anak. Hanya saja, ibu hendaknya menghindari segala makanan yang berbasis susu (dairy products).
- Menunda pemberian susu sapi sampai anak berusia 6-12 bulan, makanan padat seperti telur 12-24 bulan, dan kacang atau sea food 24-48 bulan.
- Jika Anda tidak dapat memberikan ASI, gunakan susu yang berbasis soya (kedelai) atau susu hipo allergenic, yaitu protein susu sapi dengan protein terpecah menjadi molekul yang lebih kecil melalui proses enzimatik sehingga dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya alergi.
diperoleh dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar