Serangan jantung bisa datang kapan saja bagi yang memiliki faktor
risiko, namun para peneliti kini mengungkapkan beberapa hal lain yang
tanpa disadari dan tak terduga nyatanya bisa memicu timbulnya serangan
jantung.
Berikut 6 hal tak terduga yang bisa memicu timbulnya serangan jantung, seperti dilansir Prevention, Senin (19/8/2013).
Senin, 19 Agustus 2013
Selasa, 21 Mei 2013
Penglihatan Anda Mulai Kabur? Mungkin Ini Saatnya Anda Pakai Kacamata
Kelainan atau gangguan pada mata menyebabkan penglihatan terganggu.
Saat objek terlihat kabur atau tidak jelas sehingga mengganggu
aktivitas, itulah saatnya Anda mengenakan kacamata.
Tetapi jika minus, plus, atau silinder pada mata belum tinggi, apakah memakai kacamata menjadi kewajiban?
"Umumnya bila kecil, kurang dari atau S-0,50 dan atau C-0,50), tidak diberikan, namun bergantung kebutuhan individu. Bila penglihatan lebih enak atau lebih tajam dengan memakai kacamata, sekalipun kecil, sebaiknya menggunakan kacamata," ujar dr Gitalisa Andayani SpM,spesialis mata dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS Cipto Mangunkusumo Kirana, dalam perbincangan dengan detikHealth, Rabu (22/5/2013).
dr Gita mencontohkan jika seseorang kesulitan saat membaca dan belajar, atau mendapat kesulitan saat bekerja lantaran perlu melihat jelas dalam jarak tertentu arau waktu yang lama, maka kacamata perlu dipakai.
Kapan sebaiknya pemeriksaan mata dilakukan? Untuk anak-anak sebaiknya skrining atau pemeriksaan awal kacamata dilakukan di usia prasekolah. Sehingga saat anak-anak masuk sekolah, bila perlu memakai kacamata mereka sudah memiliki dan menggunakan.
"Bila anak tersebut memakai kacamata sebaiknya diperiksa secara berkala tiap 3-6 bulan.
Secara umum (anak-anak dan dewasa), sebaiknya pemeriksaan mata dilakukan setiap tahun. Namun bila individu terdiagnosis dengan kelainan mata, tentu interval follow up lebih cepat," jelas dr Gita.
Nah, berikut ini beberapa gangguan pada mata yang memerlukan kacamata untuk mengoreksi penglihatan:
1. Rabun Jauh atau Miopi
Seseorang memiliki kesulitan melihat benda yang jauh akibat sinar yang masuk jatuh di depan retina. Hal ini dikarenakan jarak titik api lensa mata terlalu pendek atau lensa mata terlalu cembung. Gangguan ini dikoreksi dengan kacamata berlensa cekung (negatif) yang dapat menempatkan bayangan tepat pada retina.
2. Rabun Dekat atau Hipermetropi
Gangguan pada mata ini menyebabkan seseorang kesulitan melihat benda yang dekat. Penyebabnya adalah titik api lensa berada di belakang retina. Penderita hipermetropi perlu menggunakan kacamata berlensa cembung, sehingga sinar yang jatuh di belakang retina akan dikembalikan tepat pada retina.
3. Presbiopia atau Mata Tua
Dalam kondisi mata tua, daya akomodasi mata berkurang. Sehingga seseorang yang mengakami gangguan ini tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat maupun jauh dengann jelas. Gangguan penglihatan ini dikoreksi dengan kacamata berlensa cekung dan cembung sekaligus.
4. Astigmatisma
Astigmatisma merupakan kelainan mata akibat kelengkungan kornea mata yang tidak berbentuk bola. Akibatnya sinar-sinar yang masuk tidak terpusat sempurna, sehingga benda-benda yang dilihat seolah selalu berbayang. Kacamata berlensa silindris bisa digunakan untuk mengoreksi keluhan ini.
diperoleh dari detikHealth
Tetapi jika minus, plus, atau silinder pada mata belum tinggi, apakah memakai kacamata menjadi kewajiban?
"Umumnya bila kecil, kurang dari atau S-0,50 dan atau C-0,50), tidak diberikan, namun bergantung kebutuhan individu. Bila penglihatan lebih enak atau lebih tajam dengan memakai kacamata, sekalipun kecil, sebaiknya menggunakan kacamata," ujar dr Gitalisa Andayani SpM,spesialis mata dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS Cipto Mangunkusumo Kirana, dalam perbincangan dengan detikHealth, Rabu (22/5/2013).
dr Gita mencontohkan jika seseorang kesulitan saat membaca dan belajar, atau mendapat kesulitan saat bekerja lantaran perlu melihat jelas dalam jarak tertentu arau waktu yang lama, maka kacamata perlu dipakai.
Kapan sebaiknya pemeriksaan mata dilakukan? Untuk anak-anak sebaiknya skrining atau pemeriksaan awal kacamata dilakukan di usia prasekolah. Sehingga saat anak-anak masuk sekolah, bila perlu memakai kacamata mereka sudah memiliki dan menggunakan.
"Bila anak tersebut memakai kacamata sebaiknya diperiksa secara berkala tiap 3-6 bulan.
Secara umum (anak-anak dan dewasa), sebaiknya pemeriksaan mata dilakukan setiap tahun. Namun bila individu terdiagnosis dengan kelainan mata, tentu interval follow up lebih cepat," jelas dr Gita.
Nah, berikut ini beberapa gangguan pada mata yang memerlukan kacamata untuk mengoreksi penglihatan:
1. Rabun Jauh atau Miopi
Seseorang memiliki kesulitan melihat benda yang jauh akibat sinar yang masuk jatuh di depan retina. Hal ini dikarenakan jarak titik api lensa mata terlalu pendek atau lensa mata terlalu cembung. Gangguan ini dikoreksi dengan kacamata berlensa cekung (negatif) yang dapat menempatkan bayangan tepat pada retina.
2. Rabun Dekat atau Hipermetropi
Gangguan pada mata ini menyebabkan seseorang kesulitan melihat benda yang dekat. Penyebabnya adalah titik api lensa berada di belakang retina. Penderita hipermetropi perlu menggunakan kacamata berlensa cembung, sehingga sinar yang jatuh di belakang retina akan dikembalikan tepat pada retina.
3. Presbiopia atau Mata Tua
Dalam kondisi mata tua, daya akomodasi mata berkurang. Sehingga seseorang yang mengakami gangguan ini tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat maupun jauh dengann jelas. Gangguan penglihatan ini dikoreksi dengan kacamata berlensa cekung dan cembung sekaligus.
4. Astigmatisma
Astigmatisma merupakan kelainan mata akibat kelengkungan kornea mata yang tidak berbentuk bola. Akibatnya sinar-sinar yang masuk tidak terpusat sempurna, sehingga benda-benda yang dilihat seolah selalu berbayang. Kacamata berlensa silindris bisa digunakan untuk mengoreksi keluhan ini.
diperoleh dari detikHealth
Senin, 20 Mei 2013
5 Tanda Anak Mengalami Gejala Awal Gangguan Mental
Anak-anak nakal itu biasa, maka segala tingkah laku anak yang sekiranya
tidak lazim biasanya orang tua memaklumi. Di satu sisi, gangguan mental
bisa muncul sejak masih kanak-kanak, namun sulit dideteksi karena
pemakluman ini.
Para peneliti di Harvard Medical School menemukan bahwa 50 persen kasus gangguan mental yang bertahan hingga seumur hidup bisa dikenali sejak usia 14 tahun. Saat usia mencapai 24 tahun, kemungkinannya bertambah menjadi 75 persen. Padahal semakin baik mendapat penanganan, maka kemungkinan sembuh juga semakin besar.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS menerangkan bahwa di antara anak-anak berusia 3 - 17 tahun, sebanyak 1 dari 5 anak memiliki gangguan mental. Gangguan tersebut berupa Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan perilaku, autisme, gangguan mood dan kecemasan, penyalahgunaan zat dan sindrom Tourette.
Untuk mengetahuinya, ada 5 tanda-tanda peringatan yang bisa dideteksi pada anak-anak :
1. Perubahan suasana hati yang bertahan lama
Perubahan suasana hati yang berlangsung selama 2 minggu bisa menjadi indikator kuat dari gangguan mental yang serius pada anak. Perubahan yang dimaksud biasanya berkisar dari hiperaktif menjadi melankolis dalam rentang waktu singkat tanpa penyebab yang jelas. Hal itu merupakan tanda awal gangguan bipolar.
Menurut lapioran American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP), sekitar sepertiga dari 3,4 juta anak-anak dan remaja di AS yang didiagnosis dengan depresi didahului oleh gangguan bipolar. Perubahan suasana hati secara tiba-tiba dan hiperaktif yang disertai dengan kelesuan berpotensi menghasilkan gangguan kronis.
2. Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan
Ketakutan dan kekhawatiran pada anak-anak umum dialami oleh anak usia dini. Biasanya yang paling sering ditakuti adalah kegelapan, makhluk-makhluk khayalan, atau terpisah dari pengasuhnya. Pada anak-anak SD, yang sering dicemaskan adalah masa menjelang masuk sekolah dan khawatir tentang penerimaan sosial di antara teman-teman sebayanya.
Namun apabila ketakutannya berlebihan sampai mengganggu aktifitas sehari-hari, nampaknya perlu dilakukan penanganan. Anak-anak yang didiagnosis dengan kecemasan sering menunjukkan kekhawatiran secara spesifik.
3. Perubahan perilaku yang ekstrim
Perilaku menentang adalah wajar bagi anak-anak. Sering kali perilaku ini didorong oleh keinginan mengetes, apakah dirinya bisa berbuat sesuatu tanpa harus meminta izin orang tua. Namun terkadang perilaku menentang atau memberontak ini bisa disebabkan oleh masalah yang serius.
Gangguan oposisi pemberontak atau oppositional defiant disorder (OOD) umumnya dimulai saat anak berusia 8 tahun, Biasanya dimulai sebelum masa remaja awal. Contoh perilaku mengkhawatirkan yang akan memicu pembangkangan demi pembangkangan adalah membeli beberapa video game tanpa keinginan untuk benar-benar memainkannya.
4. Perubahan fisik
Diperkirakan sekitar 80 persen orang dengan penyakit mental serius mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Perubahan penampilan fisik yang mendadak dan tidak sesuai dengan pubertas dapat menjadi indikator kuat bahwa anak tengah menderita gangguan. Demikian pula penurunan berat badan akibat kurangnya nafsu makan.
Perubahan tubuh yang disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol atau obat adalah gejala depresi pada remaja. Ini terlihat dari kurangnya perhatian terhadap penampilannya sendiri. Anak juga berisiko lebih besar terkena depresi jika salah satu atau kedua orang tuanya menderita penyakit yang sama.
5. Kurang konsentrasi.
Anak-anak yang sulit berkonsentrasi secara ekstrim berpotensi mengidap gangguan mental. Oleh karena itu, penting untuk membedakan anak yang hanya ingin menonton acara televisi favorit saja dibandingkan anak yang tidak mampu berfokus pada acara TV kesukaannya.
Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada tugas sederhana adalah gejala ADHD atau depresi. Kurangnya fokus mungkin disebabkan pikiran yang berlebihan, rasa malu, bersalah dan takut yang bisa sangat berbahaya jika menuju pemikiran tentang bunuh diri. Kesulitan berkonsentrasi pada anak sering mempengaruhi kehidupan akademik dan sosialnya.
Para peneliti di Harvard Medical School menemukan bahwa 50 persen kasus gangguan mental yang bertahan hingga seumur hidup bisa dikenali sejak usia 14 tahun. Saat usia mencapai 24 tahun, kemungkinannya bertambah menjadi 75 persen. Padahal semakin baik mendapat penanganan, maka kemungkinan sembuh juga semakin besar.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS menerangkan bahwa di antara anak-anak berusia 3 - 17 tahun, sebanyak 1 dari 5 anak memiliki gangguan mental. Gangguan tersebut berupa Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan perilaku, autisme, gangguan mood dan kecemasan, penyalahgunaan zat dan sindrom Tourette.
Untuk mengetahuinya, ada 5 tanda-tanda peringatan yang bisa dideteksi pada anak-anak :
1. Perubahan suasana hati yang bertahan lama
Perubahan suasana hati yang berlangsung selama 2 minggu bisa menjadi indikator kuat dari gangguan mental yang serius pada anak. Perubahan yang dimaksud biasanya berkisar dari hiperaktif menjadi melankolis dalam rentang waktu singkat tanpa penyebab yang jelas. Hal itu merupakan tanda awal gangguan bipolar.
Menurut lapioran American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP), sekitar sepertiga dari 3,4 juta anak-anak dan remaja di AS yang didiagnosis dengan depresi didahului oleh gangguan bipolar. Perubahan suasana hati secara tiba-tiba dan hiperaktif yang disertai dengan kelesuan berpotensi menghasilkan gangguan kronis.
2. Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan
Ketakutan dan kekhawatiran pada anak-anak umum dialami oleh anak usia dini. Biasanya yang paling sering ditakuti adalah kegelapan, makhluk-makhluk khayalan, atau terpisah dari pengasuhnya. Pada anak-anak SD, yang sering dicemaskan adalah masa menjelang masuk sekolah dan khawatir tentang penerimaan sosial di antara teman-teman sebayanya.
Namun apabila ketakutannya berlebihan sampai mengganggu aktifitas sehari-hari, nampaknya perlu dilakukan penanganan. Anak-anak yang didiagnosis dengan kecemasan sering menunjukkan kekhawatiran secara spesifik.
3. Perubahan perilaku yang ekstrim
Perilaku menentang adalah wajar bagi anak-anak. Sering kali perilaku ini didorong oleh keinginan mengetes, apakah dirinya bisa berbuat sesuatu tanpa harus meminta izin orang tua. Namun terkadang perilaku menentang atau memberontak ini bisa disebabkan oleh masalah yang serius.
Gangguan oposisi pemberontak atau oppositional defiant disorder (OOD) umumnya dimulai saat anak berusia 8 tahun, Biasanya dimulai sebelum masa remaja awal. Contoh perilaku mengkhawatirkan yang akan memicu pembangkangan demi pembangkangan adalah membeli beberapa video game tanpa keinginan untuk benar-benar memainkannya.
4. Perubahan fisik
Diperkirakan sekitar 80 persen orang dengan penyakit mental serius mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Perubahan penampilan fisik yang mendadak dan tidak sesuai dengan pubertas dapat menjadi indikator kuat bahwa anak tengah menderita gangguan. Demikian pula penurunan berat badan akibat kurangnya nafsu makan.
Perubahan tubuh yang disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol atau obat adalah gejala depresi pada remaja. Ini terlihat dari kurangnya perhatian terhadap penampilannya sendiri. Anak juga berisiko lebih besar terkena depresi jika salah satu atau kedua orang tuanya menderita penyakit yang sama.
5. Kurang konsentrasi.
Anak-anak yang sulit berkonsentrasi secara ekstrim berpotensi mengidap gangguan mental. Oleh karena itu, penting untuk membedakan anak yang hanya ingin menonton acara televisi favorit saja dibandingkan anak yang tidak mampu berfokus pada acara TV kesukaannya.
Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada tugas sederhana adalah gejala ADHD atau depresi. Kurangnya fokus mungkin disebabkan pikiran yang berlebihan, rasa malu, bersalah dan takut yang bisa sangat berbahaya jika menuju pemikiran tentang bunuh diri. Kesulitan berkonsentrasi pada anak sering mempengaruhi kehidupan akademik dan sosialnya.
Kamis, 06 September 2012
Manfaat Minuman Hangat
Minuman dingin memang terasa lebih nikmat dan lebih 'nyes' saat menyentuh tenggorokan. Namun ternyata, minuman hangat justru lebih baik dibanding minuman dingin.
Tak percaya?
Simak keajaiban yang ditawarkan minuman hangat, dilansir melalui Boldsky (5/9).
Simak keajaiban yang ditawarkan minuman hangat, dilansir melalui Boldsky (5/9).
Selasa, 10 Juli 2012
5 Penyakit Yang Menimbulkan Nyeri Berkepanjangan Pada Panggul Wanita
Jika perempuan merasakan nyeri yang berkepanjangan pada panggul, mungkin
ia menderita penyakit nyeri panggul kronis. Nyeri panggul kronis
dialami oleh wanita dengan probabilitas 1 dibanding 7 orang yang
biasanya merupakan gejala penyakit tertentu.
Kenali penyakit yang menyebabkan nyeri panggul lebih dini agar segera mendapatkan pengobatan sebelum penyakit menjadi kronis dan berbahaya.
Berikut 5 penyakit yang menyebabkan nyeri panggul, antara lain:
Kenali penyakit yang menyebabkan nyeri panggul lebih dini agar segera mendapatkan pengobatan sebelum penyakit menjadi kronis dan berbahaya.
Berikut 5 penyakit yang menyebabkan nyeri panggul, antara lain:
Senin, 09 Juli 2012
Maag Pada Anak
Maag adalah istilah yang diberikan pada gejala penyakit yang
menyerang lambung hingga menimbulkan sakit perut dan mual. Umumnya
penyakit ini diderita oleh orang dewasa.
Penyebab Maag pada Anak
Menurut pakar kesehatan, sakit maag yang dalam istilah kedokteran
disebut gastritis juga dapat menyerang anak. Peradangan yang terjadi
pada mukosa lambung pada anak ini bisa disebabkan oleh beberapa hal.
Seperti infeksi helicobacter pylori yang masuk melalui makanan, stres
pasca operasi, trauma efek samping obat (seperti obat-obatan leukemia,
kawasaki dan sebagainya), trauma sonde (alat selang yang dimasukkan ke
kerongkongan untuk menransfer makanan ke lambung), efek radioterapi, dan
efek samping penyakit pencernaan (misal, diare).
Minggu, 08 Juli 2012
Sindrom Ramsay Hunt
Sindrom Ramsay
Hunt terjadi saat infeksi herpes zoster mempengaruhi saraf wajah di dekat salah
satu telinga Anda. Selain ruam herpes zoster yang menyakitkan, sindrom ini juga
dapat menyebabkan kelumpuhan wajah dan kehilangan pendengaran di telinga yang
terkena.
Penyebab
Langganan:
Postingan (Atom)