Anak-anak nakal itu biasa, maka segala tingkah laku anak yang sekiranya
tidak lazim biasanya orang tua memaklumi. Di satu sisi, gangguan mental
bisa muncul sejak masih kanak-kanak, namun sulit dideteksi karena
pemakluman ini.
Para peneliti di Harvard Medical School menemukan
bahwa 50 persen kasus gangguan mental yang bertahan hingga seumur hidup
bisa dikenali sejak usia 14 tahun. Saat usia mencapai 24 tahun,
kemungkinannya bertambah menjadi 75 persen. Padahal semakin baik
mendapat penanganan, maka kemungkinan sembuh juga semakin besar.
Centers
for Disease Control and Prevention (CDC) di AS menerangkan bahwa di
antara anak-anak berusia 3 - 17 tahun, sebanyak 1 dari 5 anak memiliki
gangguan mental. Gangguan tersebut berupa Attention deficit
hyperactivity disorder (ADHD), gangguan perilaku, autisme, gangguan mood
dan kecemasan, penyalahgunaan zat dan sindrom Tourette.
Untuk mengetahuinya, ada 5 tanda-tanda peringatan yang bisa dideteksi pada anak-anak :
1. Perubahan suasana hati yang bertahan lama
Perubahan
suasana hati yang berlangsung selama 2 minggu bisa menjadi indikator
kuat dari gangguan mental yang serius pada anak. Perubahan yang dimaksud
biasanya berkisar dari hiperaktif menjadi melankolis dalam rentang
waktu singkat tanpa penyebab yang jelas. Hal itu merupakan tanda awal
gangguan bipolar.
Menurut lapioran American Academy of Child and
Adolescent Psychiatry (AACAP), sekitar sepertiga dari 3,4 juta anak-anak
dan remaja di AS yang didiagnosis dengan depresi didahului oleh
gangguan bipolar. Perubahan suasana hati secara tiba-tiba dan hiperaktif
yang disertai dengan kelesuan berpotensi menghasilkan gangguan kronis.
2. Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan
Ketakutan
dan kekhawatiran pada anak-anak umum dialami oleh anak usia dini.
Biasanya yang paling sering ditakuti adalah kegelapan, makhluk-makhluk
khayalan, atau terpisah dari pengasuhnya. Pada anak-anak SD, yang sering
dicemaskan adalah masa menjelang masuk sekolah dan khawatir tentang
penerimaan sosial di antara teman-teman sebayanya.
Namun apabila
ketakutannya berlebihan sampai mengganggu aktifitas sehari-hari,
nampaknya perlu dilakukan penanganan. Anak-anak yang didiagnosis dengan
kecemasan sering menunjukkan kekhawatiran secara spesifik.
3. Perubahan perilaku yang ekstrim
Perilaku
menentang adalah wajar bagi anak-anak. Sering kali perilaku ini
didorong oleh keinginan mengetes, apakah dirinya bisa berbuat sesuatu
tanpa harus meminta izin orang tua. Namun terkadang perilaku menentang
atau memberontak ini bisa disebabkan oleh masalah yang serius.
Gangguan
oposisi pemberontak atau oppositional defiant disorder (OOD) umumnya
dimulai saat anak berusia 8 tahun, Biasanya dimulai sebelum masa remaja
awal. Contoh perilaku mengkhawatirkan yang akan memicu pembangkangan
demi pembangkangan adalah membeli beberapa video game tanpa keinginan
untuk benar-benar memainkannya.
4. Perubahan fisik
Diperkirakan
sekitar 80 persen orang dengan penyakit mental serius mengalami
kelebihan berat badan atau obesitas. Perubahan penampilan fisik yang
mendadak dan tidak sesuai dengan pubertas dapat menjadi indikator kuat
bahwa anak tengah menderita gangguan. Demikian pula penurunan berat
badan akibat kurangnya nafsu makan.
Perubahan tubuh yang
disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol atau obat adalah gejala depresi
pada remaja. Ini terlihat dari kurangnya perhatian terhadap
penampilannya sendiri. Anak juga berisiko lebih besar terkena depresi
jika salah satu atau kedua orang tuanya menderita penyakit yang sama.
5. Kurang konsentrasi.
Anak-anak
yang sulit berkonsentrasi secara ekstrim berpotensi mengidap gangguan
mental. Oleh karena itu, penting untuk membedakan anak yang hanya ingin
menonton acara televisi favorit saja dibandingkan anak yang tidak mampu
berfokus pada acara TV kesukaannya.
Ketidakmampuan untuk
berkonsentrasi pada tugas sederhana adalah gejala ADHD atau depresi.
Kurangnya fokus mungkin disebabkan pikiran yang berlebihan, rasa malu,
bersalah dan takut yang bisa sangat berbahaya jika menuju pemikiran
tentang bunuh diri. Kesulitan berkonsentrasi pada anak sering
mempengaruhi kehidupan akademik dan sosialnya.