Hampir setiap bayi
pernah muntah dan bisa terjadi di usia berapa saja. Muntah seperti apa yang
harus diwaspadai?
Para ibu, apakah Anda masih memakaikan gurita pada si kecil?
Bila ya, sebaiknya segeralah hentikan. Sebab, pemakaian gurita dapat menyebabkan
bayi muntah.
Apa
hubungannya? "Pemakaian gurita membuat lambung si bayi tertekan. Bila
dalam keadaan seperti itu si bayi dipaksakan minum, maka cairannya akan
tertekan. Maka bayi bisa muntah".
Hal lain yang
paling sering bikin bayi muntah ialah posisi menyusui. Sering ibu menyusui
sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur telentang.
Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran
nafas. Bayi pun muntah.
Jadi posisi yang baik pada saat menyusui,
yaitu posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk
sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
Untuk bayi yang
menyusu dari botol, pemakaian bentuk dot juga berpengaruh pada muntah. Jika si
bayi suka dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi. Hal ini
bisa membuat bayi tersedak yang lalu muntah. Sebaliknya bayi yang suka dot
kecil diberi dot besar akan refleks muntah karena ada benda asing.
GUMOH
Muntah yang sering terjadi dan biasa dialami pada bayi
ialah muntah yang disebut gumoh. Hal ini disebabkan fungsi pencernaan bayi
dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada dinding lambung dan usus) untuk
makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus, masih belum sempurna. Itu
sebabnya ada makanan yang masih tetap di lambung, tidak keluar-keluar karena
peristaltiknya tidak bagus. Akibatnya, terjadilah muntah atau gumoh.
Biasanya bayi mengalami gumoh setelah diberi makan. Selain
karena pemakaian gurita dan posisi saat menyusui, juga karena ia ditidurkan
telentang setelah diberi makan. "Cairan yang masuk di tubuh bayi akan mencari
posisi yang paling rendah. Nah, bila ada makanan yang masuk ke oserfagus atau
saluran sebelum ke lambung, maka ada refleks yang bisa menyebabkan bayi
muntah.
Lambung yang
penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang
terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi
muntah. "Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri. Misalnya bayi umur
sebulan, ada yang sehari bisa minum 100 cc, tapi ada juga yang 120 cc. Nah, si
ibu harus tahu kapasitas bayinya. Jangan karena bayi tetangganya minum 150 cc
lantas si ibu memaksakan bayinya juga harus minum 150 cc, padahal kapasitasnya
cuma 120. Jelas si bayi muntah.
BISA MASUK
PARU-PARU
Muntah pada
bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Tapi tak usah
cemas. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang
berhubungan.
Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian
lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya bisa keluar
dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.
Yang perlu
dikhawatirkan, bila si bayi tersedak dan muntahnya
masuk ke saluran pernafasan alias paru-paru. "Nah, itu yang bahaya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke
lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Jika ini yang
terjadi, tak ada pilihan lain kecuali membawanya ke dokter.
Untuk
mencegah kemungkinan tersedak, dianjurkan agar setiap kali bayi
muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah
(saat menunjukkan tanda-tanda akan muntah) segera dimiringkan atau
ditengkurapkan atau diberdirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya.
Adakalanya
ibu yang kasihan melihat bayinya muntah lalu diberi minum lagi, hal tersebut boleh-boleh saja dilakukan, "Asal proses muntahnya sudah dibersihkan
sehingga tak ada lagi sisa muntah. Kalau muntahnya masih ada terus diberi minum
lagi, si bayi bisa kelepekan sehingga masuk ke saluran nafas."
Soal sampai
kapan si bayi berhenti muntah dalam arti gumoh, tak
sama pada setiap bayi. Tapi pada umumnya, setelah si bayi mulai bisa duduk dan
berdiri, biasanya frekuensi muntahnya berkurang banyak karena cairan turun ke
bawah menjadi lebih gampang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar