Kita perlu mengenali bahan-bahan yang
dapat meracuni tubuh serta gejala dan penanganannya.
Peran orang tua dalam pencegahan maupun penanganan
bahaya keracunan pada anak sangatlah besar. Anak belum dapat membedakan
mana yang baik dimakan dan tidak. Bahkan di usia dini, apa saja yang bisa
dipegang dan dimasukkan ke mulut, akan dilakukannya. Sekalipun beracun, anak
tidak mempedulikannya. Nah, tugas orang tualah untuk menyimpan benda dan zat
berbahaya, seperti minyak tanah, obat serangga, sabun, cairan pembersih,
pewarna kuku dan sebagainya di tempat yang aman dari jangkauan anak.
Keracunan atau masuknya zat racun ke dalam tubuh anak lebih sering terjadi
di rumah atau lingkungan sekitar rumah. Prosesnya bisa melalui saluran
pencernaan, saluran napas, dan permukaan kulit atau mukosa yang menimbulkan
gejala klinis.
Keracunan pada anak sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan keracunan pada
kalangan dewasa. Hanya saja karena secara alamiah tingkat perkembangan fisik,
kepribadian dan emosi maupun fungsi organ-organ tubuh anak belum sematang orang
dewasa, akibat yang ditimbulkannya jadi berbeda. Selain itu, sistem dan fungsi
pertahanan tubuhnya belum sempurna. Tak heran keracunan yang terjadi pada anak
umumnya lebih fatal dibanding orang dewasa.
Ada beberapa
faktor yang membuat anak mudah keracunan, yakni:
- Anak usia 0 - 1,5 tahun masih dalam fase oral. Ia jadi cenderung ingin memasukkan apa saja yang dipegangnya ke dalam mulut.
- Anak belum mengetahui apa yang berbahaya bagi dirinya. Dia melakukan segala sesuatu berdasarkan nalurinya saja.
- Di masa golden age anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Itu membuatnya tak bisa diam dan ingin meraih apa saja yang dilihatnya.
- Sifat negativistik juga menonjol di usia ini. Ia cenderung tampil sebagai pembangkang, selalu menentang perintah, dan melanggar larangan. Walaupun berbahaya, peringatan orang tua diacuhkan.
Sebagian besar keracunan pada anak, disebabkan makanan, obat-obatan, zat
kimia dalam deterjen, maupun hidrokarbon yang di antaranya terkandung dalam
minyak tanah dan thinner . Lewat jalur mana pun masuknya, kasus
keracunan harus segera ditolong. "Keterlambatan memberi pertolongan jelas
bisa berakibat sangat fatal, sementara kalau dilakukan secara tepat dan cepat,
dampak fatalnya dapat dikurangi sekitar 20 persen."
Inilah kasus keracunan yang banyak terjadi, beserta gejala dan penanganan
pertamanya:
1. Keracunan Hidrokarbon
Kelompok hidrokarbon yang sering menyebabkan keracunan berupa iritasi pada
paru-paru adalah minyak tanah, bensin, minyak cat, thinner maupun
"minyak" isi untuk korek api.
* GEJALA KLINIS
Batuk, napas pendek dan sesak karena terjadi pengerutan di saluran napas,
kulit membiru, bahkan batuk darah. Bisa juga terjadi depresi susunan saraf
pusat yang mengakibatkan terjadi penurunan kesadaran. Kondisi ini kadang disertai gejala lain semisal
kejang, mual-muntah, nyeri perut dan diare.
* PERTOLONGAN PERTAMA:
Rangsang supaya muntah agar zat
berbahaya yang ditelan anak dapat segera dikeluarkan. Caranya, tekan lidah anak
kuat-kuat dengan sendok, sodok perlahan daerah pangkal mulutnya. Namun cara ini
masih kontroversial karena dikhawatirkan mengundang terjadinya radang paru.
Terlebih bila jumlah zat yang ditelan cukup banyak atau hidrokarbon yang
ditelan tercampur bahan berbahaya lain, seperti pada pestisida.
Rangsangan muntah harus segera
dilakukan sambil memberi perlindungan pada jalan napas. Selanjutnya, berikan
obat antiracun atau norit yang biasanya dapat dibeli bebas di apotek. Akan
tetapi pemberian norit kadang tak cukup efektif mengingat daya sensitivitas
norit itu sendiri kerap berbeda pada setiap penggunaan.
Bila ada tanda-tanda tekanan pada
pernapasannya, buka seluruh pakaian yang dikenakan. Minta orang-orang yang
mengerubunginya untuk menjauh, sehingga anak leluasa mendapat udara. Selanjutnya,
jangan menunda waktu, segera bawa anak ke dokter untuk penanganan yang lebih
intensif. Dokter biasanya akan melakukan kumbah atau cuci lambung, melakukan
oksigenisasi, napas buatan, selain memberikan obat-obatan antibiotika.
2. Keracunan Insektisida
Keracunan organofosfat, salah
satu unsur insektisida (racun serangga), lebih sering dijumpai karena memang
banyak dipakai. Organofosfat sering dicampur dengan bahan pelarut minyak tanah.
Dengan demikian, pada keracunan ini harus diperhatikan tanda-tanda dan
penatalaksanaan keracunan minyak tanah selain akibat organofosfat itu sendiri.
* GEJALA KLINIS
Terjadi proses sekresi atau
keluarnya air mata secara berlebih, urinasi, diare, gejala kerusakan lambung,
miosis (pengecilan ukuran manik mata), dan bronkokonstriksi (penyempitan
bronkus) dengan sekresi berlebihan. Disamping itu, anak tampak sesak dan banyak
mengeluarkan lendir serta mulutnya berbusa. Bisa juga terjadi bradikardia atau
perlambatan denyut jantung, hingga kurang dari 60 kali per menit. Gejala
lainnya adalah hiperglikemia (konsentrasi gula darah yang tinggi), kejang,
penurunan kesadaran sampai koma.
* PERTOLONGAN PERTAMA
Secara garis besar sama saja
dengan pertolongan pertama pada keracunan hidrokarbon. Namun setelah melepas
baju dan apa saja yang dikenakan anak, cucilah tubuhnya dengan sabun dan siram
dengan air mengalir.
3. Keracunan Makanan
Faktor penyebabnya antara lain:
- Makanan tersebut mengandung zat-zat kimia berbahaya yang bila ditelan dapat membuat anak keracunan, seperti jengkol, jamur, dan singkong yang mengandung zat cyanogenic unamarine yang dapat membahayakan tubuh.
- Proses pengolahan dan penyimpanannya salah. Bisa juga karena sudah kedaluwarsa sehingga makanan itu kini berubah menjadi racun.
- Makanan yang dikonsumsi tercemar oleh zat beracun, baik yang disengaja semisal pengawet, zat pewarna dan penyedap, maupun yang tidak disengaja karena makanan tersebut ternyata mangandung kuman salmonella, staphylococcus dan kuman lainnya.
* GEJALA KLINIS
Mual, perut terasa panas, pusing, lemah/lemas, sesak, serta pernapasan
berlangsung cepat dengan bau khas. Gejala lainnya adalah kejang, berkeringat,
mata menonjol dan midriasis (bola mata membesar). Mulut umumnya berbusa
bercampur darah. Sedangkan pada mereka yang berkulit putih, warna kulitnya
menjadi merah bata sementara warna kulit umumnya menjadi kebiru-biruan karena
kekurangan oksigen.
* PERTOLONGAN PERTAMA
Buka ruangan yang tertutup agar oksigen dapat dengan mudah dihirup anak.
Jangan mengerumuninya. Buka pakaian atau benda-benda yang dikenakan agar
pori-porinya mendapat oksigen.
Usahakan zat beracun yang tertelan anak dapat segera dikeluarkan dengan cara
merangsangnya supaya muntah. Berikan zat antiracun. Untuk menghambat proses
kerja racun, berikan ia susu dan air kelapa muda. Namun, usaha ini hanya untuk
menghambat dan bukan untuk mengobati. Jadi, anak harus tetap dibawa ke dokter
untuk penanganan lebih lanjut.
* GEJALA KLINIS KERACUNAN MAKANAN KEDALUWARSA
Umumnya, makanan kaleng yang rusak atau tercemar mengandung kuman Clostridium
botulinum yang berbahaya buat tubuh. Gejala klinisnya adalah mata kabur,
refleks cahaya menurun atau malah negatif, dan kelumpuhan otot-otot mata.
Gejala lainnya adalah kelumpuhan saraf-saraf otak yang bersifat simetrik, disartria
(kesulitan menelan), dysarthria (gangguan bicara), maupun kelumpuhan atau
general paralyse.
* PERTOLONGAN PERTAMA
Kurang lebih sama dengan penanganan keracunan singkong. Namun karena kuman
sangat cepat menyerang organ-organ tubuh, penanganannya relatif sulit dilakukan
awam. Bawalah segera ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
4. Keracunan Salisilat
Paling sering dijumpai pada anak. Mengapa? Karena salisilat biasanya dikemas
dalam bentuk menarik dengan rasa yang disukai anak-anak sebagai obat batuk,
obat pusing, demam, flu dan lainnya. Kalau letak obat-obatan itu mudah dijangkau
anak atau disimpan sembarangan, sangat mungkin mereka meminumnya dengan dosis
berlebih.
Bisa juga orang tua sendiri memberikan obat-obatan yang mengandung salisilat
ini secara berlebih tanpa menyadari bahayanya. Padahal minum salisilat secara
berlebihan dapat menyebabkan iritasi bagian-bagiah lambung, stimulasi saraf,
mempengaruhi metabolisme karbohidrat, disamping meningkatkan kecepatan
metabolisme tubuh. Dampak merugikan lainnya adalah gangguan pembekuan darah,
kelainan ginjal yang bisa menyebabkan gagal ginjal akut, kelainan asam basa dan
elektrolit, odema paru dan hipertermia.
* GEJALA KLINIS
Bila saluran pencernaan yang terkena, gejala klinis yang akan muncul adalah
mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran pencernaan.
Sedangkan jika susunan saraf pusat yang terkena akan timbul gejala klinis
berupa pernapasan cepat dan dalam, bunyi berdengung, gangguan perhatian,
halusinasi dan kejang sampai koma.
* PERTOLONGAN PERTAMA
Beri rangsangan muntah yang dilanjutkan dengan pemberian norit. Selain agar
salisilat dapat segera dikeluarkan, obat antiracun pun dapat bekerja menghambat
proses keracunan. Beri anak minum air putih sebanyak-banyaknya agar terjadi
peningkatan pengeluaran air seni sebanyak 3-6 ml per kg berat badan. Dengan
cara demikian, zat racun yang masuk ke tubuh bisa segera dibantu
pengeluarannya.
5. Keracunan Gigitan Binatang
Gigitan binatang berbisa kadang
tak bisa dihindari. Akibat yang ditimbulkan bisa berbeda-beda, tergantung dari
jenis racun binatang yang masuk ke tubuh korban.
* GEJALA KLINIS
Bentol-bentol, kulit melepuh, bengkak, jantung berdebar keras, kehilangan
pandangan, pusing dan tubuh membiru.
* PERTOLONGAN PERTAMA
Pada kasus yang ringan, seperti digigit serangga, orang tua dapat
mengoleskan obat penghangat, seperti minyak kayu putih atau balsem. Pada kasus
yang relatif berat seperti gigitan ular, hambatlah aliran darahnya dengan
membebat daerah yang terkena gigitan, tapi biasanya cara ini kurang efektif.
Langkah yang terbaik adalah dengan sesegera mungkin membawa anak ke dokter
untuk mendapatkan perawatan yang benar dan memadai.
Diperoleh dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar