Jumat, 30 Desember 2011

Cerebral Palsy


Cerebral palsy adalah kelainan gerakan, otot atau postur tubuh yang disebabkan oleh cedera atau gangguan perkembangan otak sebelum kelahiran. Tanda dan gejalanya muncul selama masa bayi atau prasekolah.

Secara umum, cerebral palsy menyebabkan gerakan refleks berlebihan, kekakuan pada tungkai dan tubuh, postur tubuh yang abnormal, gerakan tak terkendali, goyang ketika berjalan atau beberapa kombinasinya.


Pengaruh cerebral palsy terhadap kemampuan fungsional sangat bervariasi. Orang dengan cerebral palsy sering memiliki gangguan lain berkaitan dengan kelainan perkembangan otak seperti cacat intelektual, masalah penglihatan dan pendengaran atau kejang.

Penyebab

Cerebral palsy disebabkan oleh kelainan atau gangguan dalam perkembangan otak ketika anak masih dalam kandungan. Pemicu pastinya tidak diketahui.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak antara lain:

1. Mutasi acak pada gen yang mengontrol perkembangan otak
2. Infeksi pada Ibu yang mempengaruhi perkembangan janin
3. Janin mengalami stroke, sehingga pasokan darah ke otak berkembang
4. Kurangnya oksigen ke otak (asfiksia)
5. Infeksi pada bayi yang menyebabkan peradangan pada otak
6. Cedera pada kepala bayi, bisa karena dari kecelakaan, jatuh atau penganiayaan

Gejala

Tanda dan gejalanya dapat sangat bervariasi. Gerakan dan koordinasi masalah yang terkait dengan cerebral palsy meliputi:

  1. Kontraksi otot yang berubah-ubah, terkadang terlalu kaku atau terlalu lentur
  2. Refleks berlebihan (kejang)
  3. Kesulitan koordinasi otot (ataksia)
  4. Badan bergetar atau melakukan gerakan yang tak disadari
  5. Gerakan menggeliat dengan lambat (athetosis)
  6. Perkembangan kemampuan motorik lambat
  7. Lebih suka menggunakan satu sisi tubuh seperti; meraih benda hanya dengan satu tangan atau menyeret kaki saat merangkak
  8. Kesulitan berjalan seperti; berjalan jongkok atau berjalan menggunakan lutut
  9. Banyak mengeluarkan air liur (ngiler berlebihan) atau sulit menelan makanan
  10. Kemampuan bicaranya lambat atau kesulitan berbicara
  11. Sulit melakukan koordinasi gerakan yang baik seperti ketika mengambil krayon atau sendok

Kelainan akibat cerebral palsy mungkin terbatas pada satu tungkai atau salah satu sisi tubuh. Karena cedera otak tidak berubah seiring dengan waktu, maka gejalanya biasanya tidak memburuk sesuai dengan usia. Meskipun demikian, masalah kekakuan ototnya bisa memburuk jika tidak diobati dengan cepat.


Kelainan otak yang berhubungan dengan cerebral palsy juga dapat menyebabkan masalah neurologis lainnya.

Orang dengan cerebral palsy mungkin juga mengalami:

1. Kesulitan penglihatan dan pendengaran
2. Cacat atau keterbelakangan mental
3. Kejang
4. Persepsi nyeri atau sentuhan yang abnormal
5. Masalah gigi
6. Beser

Pengobatan

Perawatan dan obat-obatan

Anak-anak dan orang dewasa dengan cerebral palsy akan membutuhkan perawatan jangka panjang dengan bantuan perawatan tim medis yaitu;

  1. Dokter anak atau physiatrist, bertugas mengawasi rencana pengobatan dan perawatan medis
  2. Ahli saraf anak (pediatrik) yang mengkhususkan diri dalam diagnosis dan pengobatan gangguan neurologis pada anak-anak
  3. Ortopedi untuk menangani gangguan otot dan tulang
  4. Terapis ketrampilan yang mengkhususkan diri dalam terapi pengembangan keterampilan sehari-hari dan menggunakan benda-benda untuk membantu kegiatan sehari-hari
  5. Terapis perilaku yang mengkhususkan diri dalam pengembangan perilaku anak sesuai dengan usia, serta membantu perkembangan keterampilan sosial dan keterampilan interpersonal anak
  6. Konsultan kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater
  7. Pekerja sosial untuk membantu keluarga dalam melayani akses dan rencana perawatan anak
  8. Guru untuk anak berkebutuhan khusus bertugas menangani ketidakmampuan belajar, menentukan kebutuhan pendidikan dan mengidentifikasi pendidikan yang sesuai

Obat-obatan

  1. Untuk mengobati kejang pada suatu bagian otot, dokter dapat merekomendasikan suntikan onabotulinumtoxinA (Botox) langsung ke saraf, otot atau keduanya. Efek sampingnya mungkin merasa lemah, sulit bernapas dan sulit menelan.
  2. Untuk mengobati kejang di seluruh tubuh, dapat diberikan diazepam (Intensol Diazepam, Valium), tizanidine (Zanaflex), dantrolene (Dantrium), dan baclofen. Penggunaan diazepam tidak direkomendasikan untuk jangka panjang sebab ada risiko ketergantungan.

Efek sampingnya yaitu mengantuk, merasa lemah dan banyak ngiler. Efek samping dari tizanidine bisa mengantuk, merasa lemah, tekanan darah rendah dan kerusakan hati. Efek samping dantrolene dan baclofen mencakup kantuk. Baclofen juga dapat dipompa langsung ke dalam sumsum tulang belakang dengan sebuah tabung. Pompa ditanam di bawah kulit perut lewat pembedahan.


Berbagai terapi tanpa obat juga dapat membantu penderita cerebral palsy meningkatkan kemampuan fungsional. Antara lain:

  1. Terapi fisik. Latihan otot dapat membantu meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, keseimbangan, dan perkembangan motorik
  2. Terapi okupasi untuk mendorong kemandirian anak dalam kegiatan sehari-hari dan rutinitas di rumah, sekolah dan masyarakat.
  3. Terapi wicara membantu meningkatkan kemampuan berbicara dengan jelas atau berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

Anak dengan cacat berat atau kontraktur mungkin perlu dioperasi tulang atau sendi tangan dan kakinya. Prosedur bedah juga dapat memperpanjang otot dan tendon sehingga lebih proporsional. Bila pengobatan tidak membantu, dokter bedah dapat memotong saraf yang menyebabkan kejang otot.






diperoleh dari berbagai sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar