Anda mengalami keputihan? Hati-hati, lo, itu kan salah satu pertanda infeksi vagina.
Secara alamiah, setiap bagian tubuh yang berongga dan
berhubungan dengan dunia luar akan mengeluarkan semacam cairan atau lendir.
Demikian pula vagina. "Dalam keadaan normal, cairan yang keluar berwarna
bening, jumlahnya tidak berlebihan, dan tak berbau.
Nah, bila vagina
terinfeksi, cairan yang keluar berwarna kuning kehijauan, timbul gatal-gatal
dan bintik-bintik seperti biang keringat di daerah sekitar vagina.
Gejala awal infeksi
vagina memang keputihan. "Namun, bukan berarti semua wanita yang mengalami
keputihan terinfeksi vagina," Karena penyebab keputihan bisa infeksi
vagina maupun noninfeksi. Yang noninfeksi biasanya karena ada gangguan
hormonal, benda asing, atau adanya keganasan, misalnya kanker rahim.
"Keputihan patut diwaspadai jika berbau, timbul iritasi kemerahan di
permukaan kulit luar kemaluan, dan terjadi infeksi sekunder. Artinya, kuman di
luar ikut nimbrung di kulit sehingga timbul luka atau abses
bernanah di sekitarnya."
SPESIFIK DAN NON
SPESIFIK
Yang perlu
diketahui, infeksi vagina terdiri atas 2 jenis, yaitu infeksi vagina
nonspesifik dan spesifik. Penyebab nonspesifik biasanya bakteri dan kuman-kuman
biasa yang tak bisa ditentukan jenisnya. Sedangkan infeksi spesifik antara lain
disebabkan virus, parasit, akibat hubungan seksual, dan kuman seperti coccus
(bakteri berbentuk bulat atau oval). "Jadi, spesifik atau tidaknya
tergantung faktor penyebabnya. Yang kerap terjadi, penyebabnya bakteri dan
parasit."
Infeksi spesifik
yang kerap ditemui adalah Trichomonas vaginitis . Infeksi ini disebabkan
parasit flagella , jenis parasit berambut dan sebelumnya tak ada pada
wanita tersebut. Disebut vaginitis karena sudah itis (terjadi
peradangan/infeksi).
Flagella , menjadi aktif karena ditularkan
dari pasangannya atau ada fenomena "ping-pong". Karena itu, infeksi
ini dikelompokan pada sexual transmitted disease (penyakit akibat
hubungan seksual). "Bisa jadi 'kepunyaan' suami tak dibersihkan, sehingga
masih ada kuman-kuman di kulitnya. Nah, kala mereka bersanggama, maka istri pun
ketularan." Bisa pula terjadi sebaliknya, istri kurang menjaga kebersihan,
suami tertular saat bersanggama. Ciri infeksi ini: cairan
yang keluar sangat berbau busuk dan berbentuk seperti susu bubuk berwarna
kecokelatan. Tak heran jika infeksi jenis ini sangat mengganggu si penderita.
Lain lagi apabila di daerah vagina ditemukan pertumbuhan seperti kembang kol,
infeksi ini disebabkan virus Condyloma acuminata.
Selain Trichomonas
, adakalanya ditemui infeksi lain seperti gonorhea (kencing nanah)
dan sifilis. "Penyakit-penyakit tersebut termasuk spesifik karena kumannya
tak biasa atau seharusnya tak ada. Jika suaminya menderita penyakit ini dan tak
sembuh sempurna, maka bisa menular pada istri." Kuman TBC pun termasuk
salah satu penyebab infeksi spesifik. "Penderita TB menularkannya pada
pasangannya lewat hubungan oral seks."
Pada infeksi
nonspesifik, jenis yang paling kerap ditemui adalah Bacterial vaginosis
akibat Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma hominis .
Tapi, infeksi jenis ini tak terlalu berbahaya dibandingkan Trichomonas ,
karena hanya inflamasi berupa reaksi jaringan terhadap infeksi ditandai dengan
rasa panas, kemerahan, dan nyeri.
Yang pasti, infeksi
bakterial vaginosis tergolong nonsexual transmitted disease (bukan
penyakit akibat hubungan seksual). Ciri umum infeksi jenis ini, keputihan yang
berwarna kuning kehijauan.
Sebenarnya, secara normal dalam tubuh wanita terdapat bakterial vaginosis.
"Namun dalam keadaan tertentu, bakteri ini menjadi lebih aktif. Salah satu
faktor pencetusnya, sanggama terlalu sering." Bisa juga karena terlalu
sering membersihkan vagina dengan menyemprotkan obat-obatan antiseptik. Sebab, jika
vagina terlalu sering dibersihkan, maka bakteri lactobacillus
(penyeimbang) akan mati. "Sehingga kuman gardnella atau
mycoplasma akan menjadi lebih aktif dan terjadilah gangguan,"
jelas Nurwansyah.
Seringpula infeksi
disebabkan ada jamur kandida atau kandidosis, misalnya Vulvovaginal
candidiasis . Tapi, infeksi akibat jamur ini lebih ringan dibanding Trichomonas
. Kelompok jamur ini bisa berada di mana-mana, seperti di kaki, kulit, dan
sebagainya. "Reaksinya berupa keluarnya cairan seperti susu kental putih
atau seperti keputihan. Biasanya tak berbahaya dan mudah diobati. Infeksi ini
banyak sekali terjadi pada wanita.
MENJADI PENYULIT
HAMIL
Ringan atau berat,
infeksi vagina jangan dianggap enteng, karena dampaknya memang tak sedikit.
Jika terinfeksi sebelum hamil, maka ia bisa saja tak bisa hamil atau sulit
hamil. "Jadi, wanita menikah yang tak kunjung hamil, perlu dipikirkan
adanya faktor infeksi seperti ini. Kendati, tentu saja ini bukan satu-satunya
faktor penyulit.
Bila infeksi
terjadi saat hamil bisa menyebabkan keguguran pada trimester pertama kehamilan.
"Bila kehamilan bisa dipertahankan dan infeksi naik ke atas, maka bisa
mengganggu pertumbuhan janin." Entah itu otak jadi kecil atau tak
berkembang, tempurung tengkorak tak terbentuk, saluran pencernaan terinfeksi
karena asites (tertimbunnya cairan dalam rongga perut) dan
sebagainya. Namun, akibat paling sering adalah kelahiran prematur.
Umumnya, infeksi vagina menyerang wanita usia reproduksi, terutama wanita
menikah. "Salah satu faktor pencetusnya masalah sanggama. Ini yang
dikelompokkan dengan penyakit akibat hubungan kelamin. Terutama suami yang
terinfeksi atau sanggama terlalu sering, sehingga menimbulkan keputihan pada
wanita." Bukankah dalam bersanggama suami mengeluarkan cairan, sehingga
terjadi alkalinisasi (lingkungannya berubah) atau terjadi
pembasaan. Hal ini akan merangsang bakterial vaginosis menjadi aktif.
Infeksi vagina
juga bisa menimbulkan komplikasi. Bila infeksi sampai ke dalam rahim bisa
mengakibatkan endometritis (infeksi rahim). Gejalanya sering
terjadi perdarahan tanpa sebab, semisal belum waktunya menstruasi sudah ada
bercak darah, timbul nyeri, panas di perut, serta sering kram rahim.
Akan lebih parah
bila infeksi tersebut sampai ke saluran telur karena akan terjadi penyumbatan
dan abses. Bila berbentuk cairan atau kista biasanya tak menimbulkan masalah.
"Namun, kalau ada kuman dan bernanah akan mengakibatkan tubo ovarial
abses , yaitu abses akibat tuba dan indung telur. Hal inilah yang
mengakibatkan ibu sulit hamil." Gejalanya biasanya terasa nyeri yang hebat
di bagian bawah, menstruasinya kacau (dalam arti, perdarahan sering muncul di
luar siklus haid), panas dan nyeri yang dominan.
Bukan tidak
mungkin pula akan terjadi sepsis , jika infeksi naik lagi ke atas. Kuman
masuk ke dalam pembuluh darah. "Nah, bila ini terjadi, taruhannya
kematian." Gejalanya panas tinggi, mulai sakit-sakit, ada tanda-tanda
infeksi, tekanan darah turun, shock, dan kematian.
Perlu waktu sekitar 2-3 bulan untuk sampai terjadi infeksi tuba ovarial, bahkan bisa 6 bulan. "Tentunya ini tergantung jenis kuman dan kondisi ibu. Kalau sudah sampai tuba ovarial dan tidak diobati, dalam waktu 2-3 minggu bisa terjadi sepsis.
Perlu waktu sekitar 2-3 bulan untuk sampai terjadi infeksi tuba ovarial, bahkan bisa 6 bulan. "Tentunya ini tergantung jenis kuman dan kondisi ibu. Kalau sudah sampai tuba ovarial dan tidak diobati, dalam waktu 2-3 minggu bisa terjadi sepsis.
PERLU PENANGANAN
DOKTER
Karena gejala
awalnya berupa keputihan, sadar atau tidak kita sering mengabaikan infeksi
vagina. "Terkadang karena tingkat kesadaran yang belum baik atau karena
masalah finansial, wanita tersebut belum merasa perlu datang ke dokter. Ia
belum mengganggapnya sebagai suatu infeksi yang memerlukan bantuan
dokter." Kadang wanita menganggap cukup diatasi cara tradisional dengan
menggunakan rebusan daun air sirih untuk membersihkan vagina. Ada pula yang
menggunakan semacam alat penyerap air berupa kapur batangan yang dimasukkan ke
dalam vagina, dengan harapan agar tak "becek". "Padahal itu
belum tentu steril, kan?"
Nah, untuk
amannya, seharusnya meminta bantuan dokter. Dengan pemeriksaan medis sekaligus
dapat diketahui penyebab keputihan tersebut, karena infeksi atau bukan.
Untuk mendiagnosta terinfeksi tidaknya vagina memang tidak
mudah. "Harus diambil cairannya, kemudian dikirim ke laboratorium untuk
dibiakkan. Ini bisa memakan waktu sepuluh hari sampai dua minggu."
Sementara untuk mengobati infeksi tersebut, dokter akan melihat dari gejalanya,
baru diberikan obat atau penanganan lebih lanjut yang tepat.
"Penanganannya bisa berbeda-beda. Tergantung dari jenisnya." Untuk
bakterial vaginosis, trichomonas ataupun kandida, hampir sama dengan pemberian
obat kelompok metronidazole (obat anti jamur). Obat-obat ini umumnya
dipasarkan dengan merek dagang tertentu. Ada obat yang diminum, ada pula yang
berupa salep. "Jadi, sasarannya pada dua tempat, yaitu penyembuhan dari
dalam dengan cara meminum obat dan penyembuhan dari luar dengan cara dioleskan
dengan salep." Namun, infeksi vagina akibat Condyloma acuminata
harus dilakukan tindakan operasi karena adanya pertumbuhan seperti
kembang kol.
Sedangkan bila
infeksi berupa kuman gonorhea (kencing nanah) yang berwarna kuning keputihan,
maka harus diberikan pula obat antibiotik, dengan cara diminumkan atau
disuntikkan. Pengobatan ini biasanya dilakukan selama seminggu sampai dua
minggu. Tergantung jenis obat yang digunakan dan penyakitnya. "Pada
dasarnya semua jenis infeksi vagina bisa sembuh. Dengan catatan, pasangannya
pun harus diobati. Tentunya jika infeksi itu karena faktor yang ditularkan
lewat hubungan seksual. Namun bila infeksi itu karena bakterial vaginosis, maka
perlu pula diperhatikan cara-cara perawatan vagina yang benar.
Kendati bisa diobati, yang paling penting justru pencegahan supaya tak terjadi
infeksi. "Jadi, pandai-pandailah membersihkan vagina. Selain itu,
'kejujuran' suami atau pasangan pun sangat penting." Dengan kata lain,
jangan berganti-ganti pasangan seks. Setuju ya......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar