Selasa, 22 Mei 2012

Mengenal Penyakit ALS

Penyakit ALS (amyotrophic lateral sclerosis) yang menimpa Stephen Hawking bisa menimpa siapa saja. Bahkan, menurut statistik, penyakit ALS ini 90% tidak bisa disembuhkan. Benarkah? Mengenai hal ini, dr. H. Taufan Budi S, SpBs dari RS Medistra dan RS  Satyanegara, Jakarta, menjelaskan, ALS adalah penyakit degenerasi saraf motorik yang progresif atau makin lama makin buruk.
Saraf pada otot motorik atau pergerakan, mulai dari otak ke sumsum tulang belakang lalu ke otot, mengalami degenerasi atau penuaan. Akibatnya, otot motorik atau otot lurik yang berfungsi sebagai pergerakan tidak dapat menerima perintah otak.

Saraf pada otot motorik atau pergerakan, mulai dari otak ke sumsum tulang belakang lalu ke otot, mengalami degenerasi atau penuaan. Akibatnya, otot motorik atau otot lurik yang berfungsi sebagai pergerakan tidak dapat menerima perintah otak.

Selain itu, pada sumsum tulang belakang tampak pengapuran di bagian samping (lateral). Itu sebabnya, disebut lateral sclerosis ?2. Hingga kini, 90% penyebab ALS belum bisa diketahui, sedangkan 10% penyebabnya adalah faktor genetis dan lingkungan.

Karena yang terjadi adalah kelainan degeneratif, penyakit ini sering ditemukan pada penderita di atas usia 50 tahun. Tetapi, tidak menutup kemungkinan terjadi pada usia muda. Lalu, apakah pada usia muda terjadi penuaan?

“Bukan orangnya yang menjadi tua, namun sel-sel saraf motorik atau saraf yang bekerja memerintah otot sesuai otak tersebut menjadi tua sebelum waktunya. Hal ini terjadi terus hingga keadaan otot makin memburuk,” ujar dr. Taufan.
Gejala ALS ditandai oleh melemahnya otot-otot pergerakan yang bekerja atas perintah otak. Tergantung otot mana yang terserang lebih dulu. Misalnya, jika serangan awal terjadi pada jari telunjuk kanan, maka jari ini akan melemah, lalu diikuti ibu jarinya.

Selain melemah, otot juga akan mengecil, sehingga akan tampak telunjuk dan ibu jarinya mengecil (atropi). Penyakit ini dikatakan berangsur memburuk karena akan diikuti saraf lengan bawah, lengan atas, kaki kiri dan kanan, dan seterusnya. Otot jantung tidak berada di bawah kendali otak, jadi luput dari serangan penyakit ini.

Gejala ALS bisa terlihat dari hal tertentu, misalnya gelas terjatuh ketika dipegang, atau lemah berjalan. Bila terkena saraf menelan, maka penderita akan sulit menelan, tersedak, dan hilang refleks batuk. Dapat terjadi kram otot atau kejang otot terus-menerus (fasikulasi), hingga suatu saat tidak hanya lemah kaki dan tangan, tapi juga perubahan suara sampai sulit berbicara. Bahkan, bila terkena saraf yang berperan untuk bernapas, maka penderita akan sesak napas sehingga terpaksa menggunakan alat bantu napas.

Kondisi ini memaksa penderita berbaring dalam waktu lama sehingga membuka kemungkinan terinfeksi penyakit pada paru-paru yang disebut pneumonia, seperti yang terjadi pada Stephen. Terlebih bila penderita sudah menggunakan alat bantu napas.

Sayangnya, belum ada obat yang bisa mengobati penyakit ini sampai tuntas. “Pengobatan masih berupa upaya untuk menahan laju pemburukan yang terjadi. Misalnya, dengan vitamin penambah kekebalan tubuh atau zat antioksidan, seperti Q10. Berbagai pengobatan mutakhir terus dicoba, termasuk terapi stem cell (sel punca) yang saat ini masih dalam penelitian,” ungkap dr. Taufan.

Penyakit ini memang sulit dicegah, namun secara umum kita harus meningkatkan kekebalan tubuh, baik dengan diet dan olahraga yang baik, plus mengonsumsi asupan vitamin dan antioksidan.



diperoleh dari Femina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar