Sakit kepala yang secara medis dikenal sebagai cephalalgia adalah
kondisi terdapatnya rasa sakit di kepala, kadang di leher bagian belakang leher
atau punggung bagian atas. Gangguan sakit kepala sekilas memang terlihat
sebagai suatu masalah yang sepele, namun kondisi ini bisa sangat mengganggu
aktivitas.
Ada banyak cara untuk mengatasi serangan sakit kepala, salah satunya dengan
minum obat pereda nyeri. Namun ada pula beberapa cara alternatif yang bisa Anda
gunakan untuk mengusir penderitaan akibat sakit kepala:
1. Biofeedback
Ini adalah suatu metode menggunakan sensor elektronik untuk memonitor fungsi
tubuh seperti masalah ketegangan otot, suhu kulit, detak jantung, dan tekanan
darah. Keterangan kondisi pasien biasanya akan terlihat melalui suara atau
gambar di komputer. Studi menunjukkan, biofeedback sangat efektif
untuk mengatasi migrain dan ketegangan di kepala. Sebuah analisis terbaru yang
dipublikasikan dalam jurnal Headache menunjukkan terapi perilaku,
seperti biofeedback, lebih hemat biaya dibandingkan pemberian resep
obat.
2. Akupunktur
Dalam metode akupunktur, jarum tipis dimasukkan ke bawah lapisan kulit untuk
menyetel kembali aliran energi, atau qi, di dalam tubuh. Sebuah analisis oleh
para ahli yang dikenal sebagai Cochrane review menemukan,
akupunktur dapat membantu mencegah migrain akut dengan lebih sedikit efek
samping. Bukti juga menunjukkan bahwa akupunktur dapat membantu orang dengan
sakit kepala kronis.
3. Pijat
Untuk pertolongan sementara sakit kepala, Anda bisa mencoba untuk menggosok
pelipis atauleher, punggung, kepala, atau bahu. Dalam sebuah penelitian kecil, penderita migren yang mendapatkan sesi
pijat selama enam minggu, frekuensi migrainnya cenderung berkurang dan
mendapatkan kualitas tidur lebih baik.
4. Peregangan
Lakukan peregangan untuk mengurangi otot tegang yang memberi kontribusi
terhadap nyeri. Cobalah tiga gerakan ini : gerakan leher (dagu ke depan,
ke atas, dan ke samping kiri dan kanan); gerakan bahu (gerakan bahu ke atas,
putar bahu ke depan dan belakang); dan leher isometrik (tangan menekan pada
setiap sisi kepala). Lakukan peregangan dua kali sehari selama 20 menit per
sesi. Tahan peregangan selama lima detik, relaks selama lima detik, dan ulangi
setiap peregangan tiga sampai lima kali.
5. Aerobik
Latihan aerobik yang teratur, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang,
dapat mengurangi intensitas dan frekuensi migrain, menurut National Pain
Foundation. Sebuah penelitian kecil yang dipublikasikan dalam jurnal
Headache terhadap pasien migrain yang melakukan senam teratur selama
12-minggu dengan bersepeda di dalam ruangan menunjukkan, ada peningkatan kualitas
hidup dan berkurangnya angka kejadian migrain, serta intensitas nyeri.
6. Meditasi
Berbagai teknik meditasi dapat digunakan untuk memfokuskan perhatian dan
menenangkan pikiran dari gangguan seperti nyeri kronis. Pada titik ini, ada
sedikit data tentang efek dari meditasi pada migrain. Para peneliti di Johns
Hopkins School of Medicine, di Baltimore, yang terlibat dalam percobaan klinis
mencoba menentukan apakah Vipassana - teknik meditasi kuno India yang berfokus
pada pikiran - dapat mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan migrain dan
meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Sebuah riset kecil pada
penderita migrain menemukan bahwa meditasi spiritual mengurangi frekuensi sakit
kepala dan toleransi nyeri yang lebih baik ketimbang meditasi sekuler dan
relaksasi otot.
7. Yoga
Sebuah penelitian kecil mengenai sakit kepala melibatkan dua kelompok pasien
migrain secara acak yang ditugaskan melakukan terapi yoga selama tiga bulan.
Hasilnya, dibandingkan dengan kelompok kontrol, peserta yoga lebih sedikit
mengalami serangan sakit kepala.
8. Latihan relaksasi
Menarik napas panjang, santai mendengarkan musik atau menggunakan pencitraan
mental, dapat membantu orang rileks dan mungkin terhindar dari sakit kepala.
Temuan ini perlu penelitian lebih lanjut.
Namun, sebuah penelitian terhadap 90 penderita sakit kepala menemukan bahwa
pelatihan relaksasi dapat meningkatkan kualitas tidur lebih baik ketimbang
akupunktur.
9. Terapi panas dan dingin
Siapapun dapat menggunakan terapi ini. Bahkan, tidak ada risiko bagi wanita
hamil dengan sakit kepala. Untuk mengurangi rasa tegang di leher, Anda bisa
memberikan sensasi panas ke bagian belakang leher. Untuk sakit kepala, Anda
juga dapat menempelkan es ke daerah pelipis.
Pembuluh arteri yang menyuplai darah ke dura (lapisan otak)
letaknya di belakang lapisan tulang tipis di daerah pelipis. "Dura akan
meradang pada saat Anda mengalami migraine. Menurunkan suhu pada pembuluh
darah yang melewati area tersebut diyakini dapat meredakan rasa sakit
yang timbul".
10. Hindari nitrat dan nitrit
Para ahli menganjurkan untuk menghindari zat-zat yang dapat merangsang sakit
kepala, termasuk nitrit dan nitrat dalam daging olahan dan monosodium glutamat
(MSG) yang digunakan dalam makanan sebagai penambah rasa. Beberapa obat jantung
juga mengandung nitrat.
Sementara itu, kafein, alkohol, phenylethylamine (yang ditemukan
dalam coklat dan keju), tiramin (ditemukan dalam kacang-kacangan dan daging
fermentasi, keju, dan kedelai), dan aspartam (pemanis buatan dalam makanan
banyak) adalah sebagian pemicu dari sakit kepala.
11. Botox
Suntikan Botox telah disetujui FDA untuk mengobati orang dewasa dengan
migrain kronis. Dua penelitian besar yang didanai oleh Allergan (pembuat
Botox), menunjukkan penurunan frekuensi sakit kepala. Tapi kelompok yang
menerima suntikan plasebo menunjukkan perbaikan juga. Namun, beberapa pihak
masih mempertanyakan efektivitas terapi itu. "Botox menghasilkan euforia pada
mereka yang ketagihan untuk itu.
12. Stimulasi transkranial magnetik
Sebuah penelitian baru menemukan, ketika pasien diberik stimulasi magnetik
transkranial pada otaknya, mereka mendapat pertolongan lebih baik dalam
mengatasi masalah sakit kepala ketimbang mereka yang diobati dengan plasebo.
Terapi yang bersifat noninvasif ini berlangsung selama satu atau dua jam dan
dilakukan di suatu klinik khusus.
Terapi dilakukan dengan cara menempatkan koil elektromagnetik ke dekat
kepala untuk mengirimkan sinyal atau gelombang. Namun demikian, stimulasi
magnetik transkranial masih dianggap sebagai terapi eksperimental untuk
mengobati migrain.
13. Elektroda implan
Problem sakit kepala kambuhan di masa depan mungkin akan terselesaikan
dengan penggunaan elektroda yang ditanam di leher atau otak untuk meredakan
nyeri.
Salah satu jenis terapi yang disebut stimulasi saraf oksipital, muncul
sebagai pengobatan menjanjikan dalam pengobatan sakit kepala kluster dan
migrain, meski terapi ini masih perlu dikaji melalui studi berskala besar.
Dalam perawatan ini, elektroda ditanamkan di dasar tengkorak, dekat saraf
oksipital.
diperoleh dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar