Karena keberadaannya sulit dideteksi, orang tua wajib mewaspadai
gejalanya. Tumor jenis apa yang bisa diderita anak dan cara-cara apa yang
digunakan untuk mengobatinya?
Dalam istilah kedokteran, tumor berarti pembengkakan atau benjolan. Ia bisa
bersifat jinak, juga ganas, tergantung dari gambaran sifat sel-selnya di bawah
mikroskop. Dari situ bisa dipastikan, jenis serta pertumbuhan tumor. Tak hanya
itu. Dari sifat biologisnya juga bisa dilihat mengenai pembesaran, penyebaran,
dan gangguan tumor.
"Adanya benjolan atau massa tumor pada
seorang anak, harus selalu dipikirkan kemungkinan adanya penyakit keganasan
yang dikenal sebagai kanker".
Pada anak, tumor di organ tubuh letaknya cenderung pada bagian dalam tubuh
alias susah terlihat. Nah, karena itulah terkadang anak yang menderita tumor
terlambat datang ke dokter dan tahu-tahu tumornya sudah dalam keadaan stadium
lanjut.
Apa sebetulnya penyebab tumor dan bagaimana menangani anak yang terkena
tumor?
PENYEBAB
Secara garis besar, penyebab tumor memang belum diketahui. Misalnya, mengapa
sel yang tadinya tumbuh normal berubah jadi ganas atau mengapa sel tersebut tak
mau mati malah tumbuh dan tak bisa dikendalikan oleh sistem yang ada dalam
tubuh. Berbagai teori dikemukakan untuk menjelaskan penyebab terjadinya
tumor/kanker pada anak. Namun, sampai saat ini belum ada yang dapat menerangkan
dengan jelas dan tuntas.
Karena anak masih memiliki keterbatasan umur, maka kemungkinan faktor
kebiasaan seperti makan, paparan pada bahan kimia yang bersifat karsinogen,
juga masih sangat terbatas. Dengan kata lain, hal tersebut tidak dapat
dikatakan sebagai penyebabnya.
Berbagai hal, yaitu kemungkinan adanya kondisi tertentu dalam tubuh si anak,
hingga saat ini juga masih dalam penelitian ahli. Misalnya, adanya kelainan
genetik atau kromosom, yang oleh karena pengaruh dari luar (misalnya virus)
dapat menyebabkan kanker. Demikian pula adanya kekurangan dalam sistem imunitas
dapat meningkatkan kejadian penyakit keganasan pada anak. Sinar-X (sinar
radioaktif) juga dikaitkan dengan terjadinya tumor/kanker pada anak. Selain
itu, paparan sinar radioaktif pada seorang ibu yang sedang hamil dapat meningkatkan
risiko terjadinya tumor/kanker pada janinnya kelak.
Bila dikaitkan pada anak, "Teorinya masih dikarenakan
infeksi virus. Infeksi virus menyebabkan perubahan sel sehingga sel itu menjadi
ganas. Ada lagi
karena gen berubah atau mutasi. Penyebab mutasi ini mungkin ada hubungannya
karena zat kimia, virus, atau lainnya.
GEJALA PENGOBATAN
Pengenalan dini gejala yang ditimbulkan oleh penyakit keganasan, khususnya
pada anak, amat sulit. Bisa terdeteksi dan bisa juga tidak sebab gejala yang ada
umumnya tidak spesifik. "Rasa curiga ada sesuatu yang ganas baru muncul
setelah gejalanya terlihat mencolok,"
Gejala yang sering
tampak adalah demam berkepanjangan tanpa penyebab yang jelas. Suhu tubuh
bervariasi, sekitar 38-38,5 derajat Celcius dan kendati sudah diberi obat
penurun panas, suhu meningkat lagi setelah menurun sesaat. Selain itu, terjadi penurunan berat badan secara
drastis dalam waktu singkat. Ini terjadi karena nafsu makan yang menurun.
Menurut statistik, kanker yang
paling banyak terjadi pada anak adalah leukimia akut, disusul kanker kelenjar
getah bening (limfoma malignum), kanker mata (retinoblastoma), kanker saraf
(neuroblastoma), kanker ginjal (nefroblastoma), dan lain-lain. "Yang
jelas, kanker yang ditemukan pada anak berbeda dan sangat jarang ditemukan pada
orang dewasa."
Berbagai cara pengobatan sudah
ditemukan dan dikembangkan. Tujuannya, tentu saja untuk mencapai kesembuhan. Antara
lain dengan kemoterapi, pengobatan bedah, dan radioterapi. Di samping itu,
telah dikembangkan pula pengobatan dengan transplantasi sumsum tulang.
Khusus untuk pasien anak
yang proses tumbuh kembangnya sedang berlangsung, ahli harus memperhatikan
beberapa aspek pengobatan lainnya. Seperti nutrisi yang
cukup, penanggulangan infeksi dan rasa nyeri, serta pendekatan psikologis anak
dan keluarganya.
TINGKAT KESEMBUHAN
Karena hingga kini belum
diketahui dengan pasti penyebab tumor/kanker pada anak, maka yang penting
dilakukan setelah ditemukan adanya tumor adalah pengobatan yang intensif. "Ini
pun tak banyak menjanjikan pada pasien. Angka kesembuhannya tergantung jenis
tumor/kanker".
Hampir semua tumor dan kanker
pengobatannya memakan waktu satu setengah sampai dua tahun. Untuk
leukimia pada fase awal dinamakan fase induksi. Fase ini paling berat karena
anak harus dirawat kurang lebih selama 6-7 minggu. Anak akan diberi obat dengan
cara suntik langsung ke pembuluh darah, lewat infus, atau lewat punggung ke
susunan saraf pusat.
Obat tersebut menimbulkan efek samping yang berat. Membuat rambut rontok,
anak menggigil, panas, sariawan, mencret. Karena itulah dalam fase induksi ini
anak harus dirawat di rumah sakit untuk diobservasi. Setelah itu baru dilakukan
operasi sumsum tulang, apakah sudah sembuh atau belum. Bila anak dinyatakan
remisi (sembuh) maka ia bisa berobat jalan.
Selain kemoterapi, anak penderita kanker juga menjalani radiasi yang
dilakukan setelah fase induksi. Sedangkan untuk tumor-tumor padat (solid tumor)
seperti tumor ginjal, mata, kelenjar getah bening, dan lainnya, biasanya
dilakukan bedah, kemoterapi, dan radiasi.
Jika masih memungkinkan, biasanya tumor akan diangkat dulu, dengan mengambil
jaringan sebanyak mungkin. Setelah itu dilihat lewat mikroskop untuk menentukan
jenisnya. Ini penting untuk menentukan jenis pengobatan. Apakah radiasi dulu
atau kemoterapi. Atau mungkin tak perlu kemoterapi, cukup dibedah. Seandainya
pada saat bedah ternyata tumor sudah menjalar ke mana-mana, jaringan yang
diambil cukup sedikit, lalu dilakukan biopsi.
Dari situ bisa diketahui, seberapa jauh stadium tumor/kanker yang diderita.
Untuk tumor stadium lanjut, misalnya, kemoterapi dan radiasi memegang peranan
penting. "Jadi, sebetulnya makin dini pasien datang, bila dengan bedah
bisa diangkat bersih, kemungkinan hidup akan lebih baik".
Sayangnya sampai saat ini upaya pencegahan tumor belum ada. Jadi, pandai-pandailah kita mendeteksi gejala yang
mencurigakan. Pendek kata, begitu ada yang tak beres pada anak, segera
konsultasikan ke dokter.
Diperoleh dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar