Senin, 31 Oktober 2011

Penyakit Jantung Koroner

Koroner adalah pembuluh darah atau arteri yang berfungsi memberi makan otot jantung supaya jantung dapat berfungsi dengan baik.

Penyakit jantung koroner disebabkan penyempitan pembuluh darah koroner yang mendarahi otot jantung. Pembuluh darah menyempit karena ada penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah, proses ini disebut aterosklerosis. Ketika arteri tersumbat,aliran darah akan menurun sehingga terjadi serangan jantung.

Serangan jantung juga disebabkan vasokontriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kontraksi dari otot pembuluh darah.


Penyebab dan gejala
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya penyakit jantung koroner, pada umunya ada dua bagian, yaitu:
Faktor penyebab yang tidak dapat dirubah ;  yaitu faktor keturunan dan jenis kelamin. Jika orang tua atau kakek dan neneknya menderita penyakit jantung koroner, kemungkinan besar anaknya menderita penyakit yang sama. Dan pada umumnya yang lebih banyak menderita penyakit ini adalah laki-laki. Banyak laki-laki berusia 30 tahun menderita penyakit ini.
Faktor penyebab yang dapat diubah berkaitan gaya hidup. Kegemukan, hipertensi (darah tinggi), diabetes melitus (kencing manis), kebiasaan merokok, dan kadar lemak darah yang tinggi memicu terjadinya penyakit koroner. Demikian juga stres, terjadi ketidak seimbangan kerja pada jantung. Kerja jantung bertambah, sehingga otot jantung memerlukan banyak asupan darah.

Ada beberapa gejala yang muncul. Gejala yang khas adalah dada terasa sakit atau nyeri dan seperti ditusuk benda tajam. Rasa sakit ini berlangsung sampai 20 menit. Rasa nyeri ini harus benar-benar diidentifikasi untuk mengetahui apa rasa nyeri tersebut disebabkan oleh kelainan jantung atau oleh gangguan otot atau gangguan pada fungsi pernafasan.
Nyeri dada jantung biasanya seperti dada ditindih benda berat dan terasa sakit pada tulang dada atau yang disebut sternum. Rasa nyeri ini bisa menjalar hingga ke leher dan punggung bagian kanan dan kiri.
Sakit dada juga terjadi karena si pasien melakukan aktifitas seperti bekerja yang terlalu berat.
Jika muncul gejala seperti itu pasien harus pergi atau dibawa kerumah sakit untuk mendapat penanganan medis.

Pemeriksaan dan Pengobatan
  • Anamnesis yaitu tanya-jawab dengan pasien tentang sakit dada yg khas itu.
  • Pemeriksaan EKG (Elektro Kardiogram), pemeriksaan ini dilakukan pada waktu tidur atau yang disebut dengan statis
  • Pemeriksaan Kardiologi Nuklir, pemeriksaan yang menggunakan sedikit bahan radioaktif untuk melihat aliran darah otot jantung, mengevaluasi fungsi pompa jantung, melihat luas dan lokasi otot jantung yang rusak dan melihat perfusi otot jantung.
  • Atau Scanning nuklir jantung, pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi secara dini ada tidaknya penyakit jantung koroner, untuk mengetahui pembuluh koroner mana yang memberikan dampak iskemia pada pasien yang telah dilakukan kateterisasi jantung, untuk mengevaluasi keadaan sebelum dan sesudah dilakukan balon angioplasty dan bedah pintas koroner, dan stratifikasi prognostik
  • Bila gangguan perfusi nuklirnya luas , maka harapan hidup dan kejadian serangan jantung ke depan semakin buruk.

Pengobatan
Ada beberapa jenis obat yang  biasanya diberikan kepada penderita penyakit jantung koroner:
Golongan Statin:
Golongan obat statin hanya diminum 1x sehari, biasanya pada malam hari untuk jangka waktu yang panjang. Efek samping obat ini adalah terjadinya gangguan hati. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan fungsi hati secara berkala. Setelah beberapa bulan pemakaian, biasanya otot terasa nyeri.

Obat statin ini berfungsi menurunkan kadar lemak darah dengan mencegah pembetukan kolestrol terutama kolestrol jahat atau Low density lipoprotein (LDL).
Obat ini juga mempunyai efek pleotropik yaitu mengurangi inflasi plak agar tidak mudah pecah. Apabila plak pecah bisa terjadi serangan jantung.

Asetosal
Berfungsi menghambat pengumpulan keping darah atau trombosit dan mencegah serangan jantung sampai 20%. Asetosal ini tidak bisa dikonsumsi pasien yang menderita sakit lambung. Sebagai gantinya, bisa diberikan clopidrogel yang dikonsumsi selama 1 bulan sampai setahun.

Obat lain yang bisa diberikan adalah penyekat beta. Obat ini berfungsi menurunkan denyut jantung dan melebarkan koroner atau vasodilatasi.

Golongan Antagonis kalsium seperti diltiazem diberikan untuk pasien yang juga penderita asma, penderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), atau dengan blok irama jantung tidak boleh mengkonsumsi obat ini.

Obat lain yang juga dapat diberikan adalah penghambat enzim pengubah angiotensinogen. Obat ini mencegah perubahan struktur jantung karena serangan jantung dan mengurangi beban jantung. Pemberian enzim pengubah angiotensinogen itu sendiri dalam jangka panjang mempunyai efek samping yaitu mengalami gangguan batuk dan bisa diganti dengan golongan penghambat reseptor angiotensin.

Sumber : Tabloid genie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar