Senin, 04 Juni 2012

Stevens-Johnson Syndrome

Stevens-Johnson Syndrome merupakan sindrom langka yang terjadi karena kulit dan membran mukosa memberikan reaksi berlebihan terhadap suatu obat atau infeksi. 

Seringkali jika serangan terjadi pasien harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, sedangkan masa pemulihannya bisa memakan waktu berminggu-minggu. Jika sangat parah penyakit ini bisa mengakibatkan kematian.
Sindrom ini diawali dengan gejala mirip flu seperti demam dan radang tenggorokan, diikuti ruam merah atau keunguan di kulit yang terasa sakit dan menyebar atau bahkan melepuh. Dalam berbagai kasus, sel-sel di lapisan kulit terluar akan mati sehingga kulitnya seperti mengelupas.

Stevens-Johnson Syndrome paling banyak dipicu oleh penggunaan obat, meski pada sebagian orang bisa juga dipicu oleh infeksi kuman tertentu. Namun kadang-kadang, penyebab pastinya tidak selalu bisa dipastikan sehingga sulit untuk dicegah.

Reaksi alergi sebenarnya disebabkan karena tubuh menganggap zat yang masuk tersebut adalah benda asing sehingga akan menimbulkan reaksi antibodi dalam tubuh.

"Semua obat sebenarnya dapat memicu timbulnya alergi yang disebut dengan reaksi hipersensitif tapi setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda".

Jenis obat-obatan yang paling sering memicu Stevens-Johnson Syndrome antara lain adalah :

  • Obat-obat anti-asam urat, misalnya allopurinol
  • Obat-obat Anti Inflamasi Non-Steroid (AINS) yang banyak dipakai untuk meredakan nyeri
  • Antibiotik, khususnya Penicillin
  • Antikejang, biasanya dipakai oleh pengidap epilepsi.

Sementara itu, infeksi kuman yang bisa memicunya antara lain sebagai berikut:

  • Herpes (herpes simplex maupun herpes zoster)
  • Influenza
  • HIV
  • Diphtheria
  • Typhoid
  • Hepatitis

Dalam kasus tertentu, Stevens-Johnson Syndrome juga bisa dipicu oleh rangsang fisik seperti radiaoterapi dan sinar ultraviolet.

Pertolongan pertama untuk mengatasi alergi obat pada Stevens-Johnson Syndrome adalah menghentikan konsumsi obat yang memicu alergi. Selanjutnya adalah memberikan obat antialergi (antihistamin) untuk meredakan gejala, atau kortikosteroid jika gejalanya cukup parah.

Terapi penunjang yang diberikan di rumah sakit meliputi rehidrasi atau penggantian cairan tubuh yang hilang dengan menggunakan infus. Jika terjadi luka, lapisan kulit mati harus dibersihkan kemudian lukanya ditutup dengan perban supaya tidak terjadi infeksi






















diperoleh dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar