Pemberian kurkumin yang banyak ditemukan dalam kunyit yang
dikombinasikan dengan obat-obatan kemoterapi memberikan hasil 100 kali
lebih baik untuk penyembuhan kanker usus.
Kanker usus merupakan
penyebab kematian akibat kanker terbesar kedua di Eropa dan sekitarnya.
Bahkan sekitar 40.000 orang telah didiagnosis menderita kanker usus di
Inggris setiap tahunnya.
Namun sebuah studi telah menemukan
senyawa kimia di dalam kari bernama kurkumin (Curcumin) yang akan diuji
kemampuannya untuk membunuh tumor pada pasien kanker usus. Senyawa ini
biasanya banyak ditemukan dalam kunyit.
Menurut pengujian
laboratorium, kurkumin dapat melawan pertumbuhan sel-sel kanker dan
manfaatnya juga telah dibuktikan terhadap pasien stroke dan demensia.
Kini
percobaan akan dikembangkan ke 40 pasien di Leicester Royal Infirmary
dan Leicester General Hospital, Inggris. Percobaan ini akan mengamati
efektivitas pemberian kurkumin yang dikombinasikan dengan obat-obatan
kemoterapi. Pil kurkumin akan diberikan ke-40 pasien tersebut selama 7
hari sebelum pengobatan kemoterapi standar dimulai.
Prof. William
Steward yang memimpin studi ini mengatakan bahwa uji coba terhadap
hewan menunjukkan kombinasi keduanya terbukti "100 kali lebih baik"
daripada keduanya diterapkan sendiri-sendiri.
"Sekali menyebar,
kanker usus sangat sulit diobati, sebagian karena efek samping
kemoterapi membatasi seberapa lama pasien dapat memperoleh pengobatan,"
ungkap Prof William seperti dilansir dari BBC, Selasa (8/5/2012).
"Namun,
fakta bahwa kurkumin mampu meningkatkan sensitivitas sel-sel kanker
terhadap pengobatan kemoterapi terdengar menarik karena dengan begitu
berarti obat-obatan kemoterapi dapat diberikan dengan dosis lebih rendah
sehingga pasien memiliki efek samping yang lebih sedikit sekaligus bisa
menjalani perawatan lebih lama."
"Meski begitu, penelitian ini
masih berada pada tahapan yang sangat awal, namun mengeksplorasi potensi
berbagai senyawa kimia dari tumbuhan untuk mengobati kanker kami
harapkan dapat memberi petunjuk pengembangan obat baru di masa depan,"
tandasnya.
diperoleh dari Detikhealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar