Tatkala si kecil tiba-tiba rewel, gelisah, menangis terus disertai suhu panas, apa tindakan pertama yang bisa kita lakukan?
Setiap anak
dapat dipastikan pernah sakit. Entah itu masuk angin, flu, pilek, batuk, atau
diare. Apalagi pada tahun pertama. Si kecil baru saja sembuh dari pilek, eh,
minggu berikutnya batuk-batuk.
Tentu saja
itu tak sepenuhnya kesalahan orangtua. Jadi, tak perlu buru-buru menyalahkan
diri sendiri karena tak semua penyakit anak diakibatkan keteledoran orangtua.
Nah, daripada berkutat dengan rasa bersalah, lebih baik kenali tanda-tanda si
kecil yang sedang sakit sehingga Anda pun bisa segera mewaspadai setiap gejala
yang muncul. Dengan demikian, Anda pun bisa mengambil langkah yang tepat dalam
penanganannya.
"Gejala
umum dari suatu penyakit biasanya demam," Demam
ditandai dengan kenaikan suhu tubuh. Ini pertanda, sistem kekebalan tubuh si
kecil sedang bekerja melawan infeksi, yang biasanya ditimbulkan oleh virus atau
bakteri.
PENANGANAN DI RUMAH
Jika sakit, si kecil memang akan menampakkan perubahan,
baik dari segi fisik maupun tingkah laku. Misalnya, ia jadi rewel, gampang
menangis, lesu, gelisah, serta sulit tidur. Selera makannya pun turun sementara
di sisi lain ia kerap buang air besar dengan kotoran yang lebih cair.
Sebaliknya, buang air kecilnya malah menjadi jarang.
Karena suhu tubuhnya meninggi, wajahnya kelihatan memerah
dengan mata yang selalu berair. Kendati tidak umum, biasanya muncul juga
kesulitan bernapas. Setidaknya, napasnya menimbulkan bunyi.
Dengan mengenali gejala-gejala di atas, bisa dipastikan
si kecil sedang sakit. Umumnya sebagai orangtua, Anda akan langsung membawanya
ke dokter. Kendati demikian, Anda sebetulnya masih bisa menanganinya di rumah.
Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan oleh Anda.
* Ukur suhu tubuhnya
dengan termometer. Batas toleransi suhu tubuh pada anak
adalah 38,3 derajat Celcius.
* Kompres si kecil di daerah kepala, ketiak, selangkangan, dengan menggunakan air dingin/es.
* Jika si kecil sudah berusia di atas 3 bulan, Anda bisa memberinya obat penurun panas yang mengandung acetaminophen. Dosisnya harus sesuai dengan petunjuk dokter, jika Anda pernah mengkonsultasikannya.
* Usahakan agar si kecil hanya menggunakan pakaian yang tipis dan longgar. Dengan demikian ia tidak merasa kegerahan. Tempatkan ia di ruangan dengan sirkulasi udara yang baik. Lepaskan seluruh pakaiannya, jika suhu tubuhnya meninggi. Dekap ia dalam pelukan Anda, sehingga panasnya bisa berpindah ke tubuh Anda.
* Jangan lupa untuk selalu memberinya air minum agar tidak terjadi dehidrasi.
Yang perlu dicatat, demam yang muncul pada si kecil hanya
merupakan gejala dari sakit yang sesungguhnya. Pemeriksaan dokter akan
memunculkan diagnosa penyakit si kecil. Kadang-kadang si kecil menjadi demam
karena ia flu. "Tetapi, orangtua perlu lebih waspada jika demam ini
kemudian mengarah pada sakit yang berbahaya.
Patut pula diketahui oleh para orangtua bahwa demam dapat
dikaitkan dengan berbagai penyakit susunan saraf pusat. Di bawah ini akan
diuraikan beberapa penyakit yang ditandai dengan gejala demam.
KEJANG DEMAM
Suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius bisa mengakibatkan
timbulnya penyimpangan gelombang listrik otak. Akibatnya, si kecil pun
kejang-kejang. Istilah populernya, step atau stuip.
Umumnya
kejang demam muncul pada anak antara usia 6 bulan sampai 5 tahun. Biasanya
tidak terlalu membahayakan dan bisa hilang dengan sendirinya. Tetapi kejang
demam juga merupakan gejala penyakit yang diderita anak. Misalnya saja, si
kecil menderita ensefalitis (radang otak), meningitis (radang selaput otak),
epilepsi (ayan), infeksi saraf otak, hipoglikemia (turunnya kadar gula darah),
dan sebagainya.
Bila anak
Anda pernah menderita kejang demam, tak ada salahnya Anda menyediakan obat
penurun panas (yang mengandung paracetamol) atau obat antikejang (diazepam).
CAMPAK
Gejala-gejala penyakit ini ditandai dengan demam tinggi
sekitar 38,5 derajat Celcius selama beberapa hari. Demam ini disertai batuk,
hidung berlendir, dan mata merah. Masa inkubasinya berkisar antara 7 sampai 14
hari.
Suhu tubuh akan menaik terus dan baru menurun jika mulai
timbul bercak. Bintik dan bentol merah timbul di wajah dan di belakang telinga,
lalu menyebar ke badan dan bagian atas anggota tubuh.
CAMPAK JERMAN
Seperti
halnya campak, campak Jerman (rubella) ditandai dengan demam tinggi selama
beberapa hari. Biasanya dibarengi dengan pembengkakan kelenjar di bagian leher.
Juga timbul bercak berwarna merah muda. Bercak ini dimulai dari wajah menyebar ke
seluruh tubuh.
Penyakit ini
menular dengan masa inkubasi 14 sampai 21 hari. Penularan terjadi sejak 7 hari
sebelum timbul bercak sampai 4 hari sesudahnya. Campak Jerman tak tergolong
penyakit berat. Untuk mengatasi demam, berikan paracetamol. Sebaiknya anak
tinggal di dalam rumah supaya tidak menularkan pada anak yang lain. Untuk
diketahui, Ibu hamil yang terserang campak Jerman bisa menularkan pada
janinnya.
CACAR AIR
Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi virus herpes zoster. Munculnya ditandai dengan demam
disertai dengan bintik merah yang gatal muncul di wajah dan tubuh, lalu
berkembang menjadi lepuh dan pecah.
Penyakit ini
menular sejak 5 hari sebelum timbul bintik sampai bintik tersebut pecah. Masa
inkubasi berlangsung antara 14 sampai 21 hari. Untuk meredakan demam, si kecil
bisa diberi paracetamol. Sementara itu untuk mengurangi bercak, Anda bisa
menggunakan minyak atau krem yang diresepkan oleh dokter Anda. Usahakan agar si
kecil tidak menggaruk karena bisa menimbulkan bekas di kulit. Biasanya dokter
pun akan memberikan obat untuk mengurangi rasa gatal yang ditimbulkan oleh
bintik-bintik tersebut.
GONDOK
Gejala
penyakit ini ditandai dengan demam dalam beberapa hari. Bengkak dan empuk pada
kelenjar di satu atau kedua sisi wajah serta tengorokan serak. Penyakit ini
menular sejak 3 hari sebelum kelenjar membengkak sampai 7 hari setelah
bengkaknya lenyap. Masa inkubasi penyakit gondok 12 sampai 21 hari.
DEMAM
BERDARAH
Gejala demam
berdarah sepintas sangat mirip dengan gejala flu, radang tenggorokan, atau
campak. Suhu tubuh penderita meningkat secara tiba-tiba dengan disertai sakit
kepala. Si kecil pun akan merasakan nyeri yang hebat pada otot dan tulang,
mual, kadang-kadang muntah, dan disertai batuk.
Ciri lain
penyakit ini adalah pembengkakan di daerah sekitar mata. Mata tampak merah,
berair, dan terasa pegal jika bola mata digerakkan.
Masa inkubasi
penyakit ini 3 - 15 hari. Timbul bercak-bercak merah muda pada awal demam namun
menghilang dalam beberapa jam, sehingga luput dari perhatian. Bercak akan
muncul lagi pada hari ketiga sampai keenam. Biasanya berupa bulatan-bulatan
besar. Kemudian timbul bercak-bercak merah kecil pada lengan dan kaki yang
menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh.
Bercak-bercak
tersebut biasanya akan menghilang berbarengan dengan suhu tubuh yang menurun.
Tetapi umumnya meninggalkan sisa gatal pada kulit yang terkena bercak.
Keadaan si
kecil akan lebih parah jika menderita dengue shock syndrome (DSS). Akan
terjadi syok yang ditandai oleh kulit yang lembab dan dingin, menurunya tekanan
darah secara tiba-tiba, dengan disertai bagian-bagian tubuh (bibir, ujung
hidung, ujung jari tangan dan kaki) yang membiru. Syok umumnya terjadi saat
demam atau saat demam turun, antara hari ketiga dan ketujuh. Jika tidak segera ditangani,
bisa berakibat fatal.
TUBERKOLOSIS
Gejala
tuberkolosis (TBC) yang paling dini ditandai dengan suhu tubuh yang meninggi
dan dibarengi demam. Si kecil pun kehilangan nafsu makan yang mengakibatkan
turunnya berat badan.
Kemudian
muncul batuk-batuk, juga sering keluar keringat di malam hari. TBC ini
diakibatkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkolosis, yang tumbuh dan berkembang
amat lambat sehingga TBC termasuk penyakit kronik.
Untuk
mendeteksinya, dilakukan tes Mantoux, yaitu uji tuberkulin. Bila hasilnya
positif berarti tubuh penderita memang sudah kemasukan basil TBC. Untuk
memperkuat tes Mantoux, juga dilakukan foto rontgen dan pemeriksaan
laboratorium, seperti pemeriksaan dahak.
Sumber : Tabloid Nakita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar